Sunday, May 6, 2012

worth it

Jam 9 pagi. Dan aku baru membuka setengah mataku sambil mengecek handphone yang tergeletak diantara tumpukan bantal. Ada sms ternyata. 

Baru bangun yank 

Ah… aku hanya mengerjap mata sebentar, lalu kembali tertidur. Begadang memang memberi efek yang kurang baik. Aku jadi jarang menghirup udara pagi. Bangun – duduk – tiduran lagi, membuatku teringat tentang percakapanku dengan salah seorang sahabatku. Sebut saja namanya Ina. 

 Memang , yang namanya wanita itu kalo udah bareng, topik yang hampir selalu diobrolkan adalah tentang pasangan masing – masing. Kemarin Ina bercerita tentang hubungannya yang sedang diambang mau putus atau tidak. Tak usah kusebutkan di sini masalahnya apa. 

 Kemudian aku menjadi berpikir untuk mereview lagi hubunganku dengan pacarku. 

 Buatku, menjalin hubungan dengan seseorang dengan serius itu benar-benar membutuhkan pengorbanan dan perubahan. Kusebutkan saja contohnya, sesibuk-sibuknya aku kuliah di arsitektur yang memang tugasnya Naudzubillah, aku masih saja bisa jalan-jalan bersama teman-teman. Tapi berbeda dengan dia yang kerja dan tugas kantornya memang gila-gilaan. Yang tadinya aku bisa diapelin seminggu dua-tiga kali, sekarang harus rela hanya bertemu seminggu sekali dan sebentar saja. 

 Aku berpikir, jangankan yang masih pacaran. Orang menikah pun pasti butuh penyesuaian. Dan untuk sesuai itu butuh pengorbanan. Tapi juga jangan asal berkorban. Harus bisa mikir dong, apakah hubungannya worth it buat diperjuangkan apa enggak. Kalo aku sih, sejauh ini worth it kok.. :D 

 Makasih ya… dengan berusaha memahami kamu, menyesuaikan jadwal – jadwalmu, aku jadi lebih bisa ngatur waktu antara main dan garap tugas. Meskipun pake ngomel – ngomel dulu. Hehe… 


 *Sudah lewat jam 12 dan nasib tugas peras masih kurang 20%