Wednesday, October 31, 2012

Sajak Pasar Ria


Bangunlah sayang...
Kau bilang, malam ini kita ke pasar ria
Kita akan naik bianglala
Kau kan memegang erat tanganku
Dan kerlup cahaya di sana, mengingatkanmu..
Mengingatkan pada kita
Kita yang tak bosan tertawa walau takut


ditulis satu tahun yang lalu,
di sepertiga malam yang sepi

Tuesday, October 30, 2012

mendekati

terbangun sebelum subuh, lantas duduk di depan PC mencari tutorial programming. rasanya tertarik dalam pusaran realita kampus yang semakin lama semakin susah kutemukan passionnya. aku tidak menyesal memasuki jurusan ini. hanya saja, sepertinya ini baru mendekati apa yang aku cari.

*setelah gerimis sore
selamat datang minggu yang melelahkan

Saturday, October 27, 2012

candu

semester 7 sebentar lagi selesai. hahahaha... sudah bisa dikatakan mahasiswa tingkat akhir. padahal rasanya baru kemarin nyari perguruan tinggi. tes kesana-kemari, eh malah sudah harus memikirkan mau TA kapan, nanti mau kerja yang seperti apa? 

aku suka jalan-jalan. gak bisa kalau harus duduk diam dari jam 9 pagi-5 sore. apalagi kalau harus di depan komputer. rasanya, sudah terlalu banyak aku bercengkrama dengan komputer/laptop. aku butuh untuk berinteraksi dengan orang lain.

beberapa semester yang lalu, pernah jadi team pelaksana project interior. awalnya menyenangkan, karena buatku itu hal yang baru. tapi setelah 2 project terlewati, mulai berasa ada yang kurang. merasakan pertanyaan : 'udah? gini doang? trus apalagi?' 
mungkin kesannya sombong, tapi ya memang gitu. kemungkinannya cuma 2 hal. pertama, memang tantangannya cuma segitu. kedua, aku masih kurang belajarnya. 

aku merasa hidup ketika aku bangun tidur dan tahu bahwa hari itu aku akan sibuk dengan berbagai macam agenda bertemu orang. melobi kesepakatan, nyari barang, bikin konsep kegiatan, dan semua yang berhubungan dengan bertemu banyak orang dan banyak pemikiran. 

rasanya, aku mencandu sibuk. aku mencandu hidup yang seperti itu. 

aku belum tahu besok ketika selesai kuliah mau kerja dimana. tapi aku sudah tahu apa yang aku inginkan. 


di sela-sela hidup yang mati
deadline H-12 jam

Tuesday, October 23, 2012

caraku dan caramu


*umbrella - from prof google

Suatu waktu, aku pernah mendengar ada buku yang mengisahkan antara wanita dan pria itu seperti planet mars dan Pluto. Terlalu jauh perbedaannya. Mulai fisik sampe cara pandang. Buatku, gak butuh itu wanita dan pria untuk tahu seberapa jauh perbedaan antara satu orang dengan yang lainnya. Bagaimanapun juga, setiap individu selalu punya cara masing-masing untuk menghadapi masalah.

Kata Dee di bukunya Partikel, orang utan itu tidak membutuhkan pernyataan berulang-ulang tentang hubungan dengan pasangannya. Tapi tidak dengan manusia. Karena buatku, manusia itu makhluk yang paling dinamis di bumi. Setiap keputusan yang diambil, selalu menghasilkan perubahan. Bahkan ketika tidak mengambil keputusan pun akan mengalami perubahan.

Beberapa waktu yang lalu, aku mengalami sebuah ketidaknyamanan dalam hubunganku denganmu. Tadinya aku ingin mendiamkan saja, sampai kau sadar sendiri. Tapi, buatku itu menyiksaku. Dan mau tidak mau, akhirnya aku luluh dengan senyuman konyolmu itu.

Caraku untuk memperbaiki semuanya itu membicarakannya. Mendiskusikan apa yang harus kita lakukan ke depannya. Mungkin sepintas terlihat merepotkan diri sendiri. Tapi aku percaya, sesuatu yang dipendam itu tidak menyelesaikan masalah. Dan masalah manusia tidak mungkin diam, selalu bergerak dan selalu meminta penyelesaian.

Caramu itu membuatku mau membicarakannya, salah satunya dengan senyuman konyolmu itu. Dasar kau manusia menyebalkan!

Kemudian yang tersisa untukku dan untukmu adalah mencoba bergerak untuk semakin baik, bersama-sama. Karena berubah pun tidak cukup dari satu sisi. Sama sepertiku, tidak lengkap rasanya kalau kau tak ada. #aseeeeeeekkk


Rumah kontrakan
Setelah segelas susu dan batu kerikil diantara kita